Ahlan Wasahlan Wa Marhaban Bikum

Sumber dari Pas Sembrong(blog dia pun kena hack)
Lazimkan membaca doa ini. Semoga kita semua diberi peluang melalui madrasah Ramadhan.

Ramadan menjelma kembali - Kisah mencari mutiara 

di dalam gua

Suatu hari di tengah teduhnya cahaya matahari duduk melingkar para murid di bawah pohon menghadap ke guru mereka yang duduk tenang di atas sebuah batu.

"Wahai muridku, carilah sebuah gua di hujung kota ini yang gelap, setelah berada di dalamnya, maka bagi yang mendapatkan banyak benda akan merasa menyesal, begitu juga yang dapat sedikit juga menyesal, dan yang tidak dapat apa-apa juga akan menyesal. Pergilah! Dan carilah gua itu. Ambil atau tidak benda yang ada di dalamnya," ucapnya terakhir guru tersebut sebelum muridnya segera pergi meninggalkan guru tercintanya,"

Beberapa murid berkerut kening mendengar penjelasan itu. Tanpa menjawab pertanyaan para muridnya untuk bergegas pergi. Disingkatkan cerita, para murid sampai kepada gua itu. Tanpa rasa takut mereka segera masuk ke dalam gua tersebut. Semakin ke dalam gua itu, semakin gelap. Segalanya begitu gelap dan sunyi senyap. Mereka saling bertanya dalam hati, di manakah gerangan benda yang dimaksudkan oleh guru mereka itu. Semakin ke dalam yang ditemukan oleh mereka hanyalah kegelapan.


Tiba-tiba...

"Aku terpijak sesuatu!!" satu orang berteriak.

"Aku juga terpijak sesuatu!!" suara yang lainnya.

"Aku juga!!"

"Aku juga!!"

Tak lama semuanya terdiam. Berfikir sejenak apa yang mereka injak. Mungkin juga benda yang mereka injak adalah benda yang dimaksudkan oleh guru mereka. Ada yang mengambil benda yang itu dengan sebanyak-banyaknya dengan memasukkannya ke dalam beg dan baju mereka.

Ada juga yang mengambil benda yang tidak mereka ketahui itu. Tapi mereka hanya mengambil benda itu ala kadar saja.

Ada juga yang langsung tidak mengambil apa-apa.

Kemudian, para murid itu segera keluar dari gua. Tiba-tiba gua itu tertutup dengan sendiri. Cahaya di luar gua mempamerkan apa barang yang mereka ambil. Benda-benda itu adalah mutiara yang tak ternilai harganya!

Melompat kegiranganlah mereka yang mengambil mutiara itu sebanyak-banyaknya. Tetapi timbul rasa mereka menyesal kerana tidak mengambil dengan lebih banyak lagi.

Begitu juga dengan mereka yang mengambil ala kadar sahaja. Mereka menyesal, kerana tidak mengambil mutiara itu dengan sebanyak-banyaknya.

Dan yang yang paling menyesal sekali adalah mereka yang tidak mengambil mutiara itu sebiji pun. Menyesali diri mereka dengan sedalam-dalamnya.

Lalu mereka teringat apa yang diucapkan oleh guru mereka. Mereka semua akan menyesal. Mereka yang mengambil benda dengan sebanyak-banyaknya, mengambil benda secukupnya, dan tak mengambil apa pun semuanya berada dalam penyesalan. Ah, sekali lagi perkataan guru mereka terbukti benar. Mereka segera kembali menuju tempat guru mereka. Ingin mereka membenarkan apa yang telah dikatakan oleh guru mereka.

Guru itu masih berada di tempat yang sama. Dia menanti murid-muridnya dengan penuh senyuman. Murid-murid guru tersebut pun segera membuat lingkaran seperti awal mereka sebelum berangkat.

"Guru, apa yang kau katakan benar adanya. Kami semua merasakan penyesalan," satu suara mengawali percakapan.

"Apa maksud ini semua guru?" satu suara mulai bertanya lagi. Guru itu sepertinya sudah menunggu seseorang untuk menanyakan hal yang telah mereka kerjakan.

"Maksud dari ini semua adalah tentang Ramadan wahai muridku," jawab gurunya.

Murid-murid tercengang tak mengerti apa yang dimaksudkan oleh guru mereka.

"Ya, andai kata Ramadan itu sebuah gua yang gelap, maka mutiara-mutiara itu adalah pahala amal yang bertaburan di dalam bulan Ramadhan."

"Ketika kamu memasuki gua itu, sebahagian ada yang mengambil mutiara itu sebanyak-banyaknya, sebahagian ada yang mengambil secukupnya saja, dan sebahagian ada yang tidak mengambil apa-apa. Lalu pada hujungnya kamu ditimpa penyesalan yang mendalam,".

Murid-murid mulai tertunduk mendengarkan tazkirah gurunya.

" Andaikan Ramadan itu sebuah gua, maka mutiara-mutiara itu adalah pahala yang bertebaran di bulan ini. Beberapa orang mengambil pahala sebanyak-banyaknya maka di akhir Ramadhan dia akan menyesal, andaikan dia mampu mengambil pahala dan beribadah lebih banyak lagi di bulan ini. Beberapa orang yang mengambil pahala sekadarnya saja di akhir Ramadhan, ketika mentari Syawal menjelang, dia akan menyesal, andaikan dia mampu meraih pahala lebih banyak bukan hanya sekadar saja," lanjut guru mereka.

"Dan mereka yang tidak mengambil pahala apa pun di bulan Ramadan adalah mereka yang paling menyesal. Menyesal akan waktu yang telah berlalu dengan sia-sia sehingga tidak ada pahala yang mereka ambil. Mereka menyesal, andaikan mereka mendapatkan pahala walau hanya setitik saja. Tetapi kesimpulannya, kesemuanya akan mengalami penyesalan di bulan Ramadhan!"

Beberapa murid mulai menitiskan air mata mereka.

" Murid-muridku, ketika kita berada di bulan mulia ini maka manfaatkanlah bulan mulia ini dengan sebaik-baiknya. Ambillah pahala itu dengan sebanyak-banyaknya. Jangan sampai kamu menyesal di penghujungnya kerana telah membiarkan bulan ini berlalu dengan sia-sia. Raihlah pahala yang bertebaran itu. Di setiap sudut pahala itu begitu mudah untuk kau dapatkan. Begitu banyak Allah menaruh pahala itu, semua itu disediakan untukmu. Untukmu, hamba yang paling dicintai oleh Penciptanya. Jangan mensia-siakan pahala itu muridku," ujar gurunya itu.

Murid-murid menangis. Menangisi Ramadhan yang ada di hadapan mereka tetapi belum tinggi usaha yang mereka lakukan untuk meraih pahala yang begitu banyak tersedia.

Senja berubah menjadi lembayung jingga. Masih adakah kesempatan bagi hamba-Mu Ya Allah untuk meraih pahala di bulan mulia Ramadan ini? Berikan kami kesempatan wahai Zat Yang Tak Pernah Mengenal Seksa pada hamba yang dikasihi-ya....

Nasyid Welcome Ramadan (Ahlan Ramadhan) oleh Mishary Rashid Al-Afasy

No comments: